” setiap pertemuan berbuah pada perpisahan. Setiap tawa berakhir tangis. akankah yang hilang dapat kembali?”
3
tahun. Semenjak itulah kata papa tidak terlontar dari mulutku. Kata “da papa”
yang kuucapkan setiap turun dari mobil menuju ke sekolah. 3 tahun juga aku
tidak mendengar balas sapa “ya nak, hati hati ya” dari mulutnya.
3
tahun. Semenjak itulah aku menyesal pernah menyakiti hatinya. Padahal dia
selalu menjadi tameng ketika aku dimarahi mama. Dia yang paling bahagia,
mengeluarkan ekspresi paling bahagia di dunia ketika aku sukses. Dia yang
paling bangga ketika aku berhasil.
3
tahun. Semenjak itu hidupku berubah dari mengasihani jadi dikasihani. Hidup
mandiri, mengandalkan kekuatan. Belajar menjadi tuli akan perkataan pendosa –
pendosa. Menjadi buta melihat kepalsuan mereka.
3
tahun. Semenjak itu aku tidak pernah melihat mata sayu sajak pengharapan. Hati
seorang wanita dalam wujud pria. Tangan lembut halus wanita dalam wujud pria.
Dan hati suci wanita dalam wujud seorang pria. Mungkin takdir iri terhdap kami,
dunia tak suka dengan kebahagiaan yang kami pertontonkan. Kami berpisah satu
sama lain. 3 tahun sudah dan akan berlanjut 4 5 6 7 8 9 10 dan bahkan
selamanya. selamanya. Selamanya menyiksa akan manisnya rasa. Sukanya hidup.
Bahagianya tawa.
3
tahun. Semenjak itu dia merasakan kebahagiaan. Tidak ada kesedihan,tangis dan
kekhawatiran. 3 tahun sudah dia duduk menikmati jerih payah hidupnya. Tersenyum
melihat kami melakukan aktivitas sehari hari. Tersenyum karena kami masih bisa
bernafas meski tanpanya. Tidak bersama kami. Dia sendiri, karena aku berada di
dimensi lain daripadanya.
“ dia boleh pergi. tetapi memory yan dibuatnya tidak akan pernah terhapus.tidak akan.I LOVE YOU PAPA :* ”
Posted by: irenejessicakalangi
0 comments:
Post a Comment