“ karena ada begitu banyak rasa ”
Rumah cokelat. Menyimpan rasa
manis. Melebihi manis apapun. Manis cinta, manis kasih dan manis rasa. Melebih
cinta dewa amore. Rasa sayang suci. Rasa melindungi, ingin membahagiakan.
Sebagaimana terlukisakn dalam takdir. Ada kehangatan, kasih sayang, saling
memiliki. Dunia iri melihat manis rumah cokelatku. Para malaikatpun
menyembahnya. Mencintai dan menyayangi hanya untuk mereka yang terkasih,
terayang, tercinta. Yang lain tak berhak mendapt kan rasa mais rumah cokelatku.
Tidur di atas beribu kapas ditemai para senorita. Seperti mendiami jagat raya.
Sangatmanis, sangat indah.
Rumah cokelat. Menyimpan sakit
hati. Mampu membakar angin yang melintas, menghancurkan batu yang diam
terduduk. Menyapu ratakan surga. Sekan pisau
dapat melululantahkan semua. Mengiris pendosa – pendosa malang, menghilangkan
nyawa – nyawa meeka yang menyakiti, yang membuat rumah cokelatku menangis,
rapuh dan tidak berdaya. Membiarkan mereka terbakar panasnya api neraka,
membiarkan mereka terluka, membiarkan darah segar keluar dari tubuhnya yang
tercabik – cabik.
Rumah Cokelat, menyimpan rasa
pahit. Menghadirkan tetesan – tetesan air mata tak berdosa. Mengahdirkan mayat
dari selubung tanah, membangunkan singa yag tertidur. Dia berdosa membuat kami
rapuh. Dia tak termaafkan membuat kami dikasihani. Dia tak berperasaan membuat
kami menerima caci maki. Sampai kapan kami harus memakai topeng? Dia yang
ditunggu tak juga mengubah takdir, tak juga merubah dunia.
“ ini rumahku, Rumah cokelat. menyimpan banyak rasa dari mereka. mereka yang tak mengenal rumah cokelat.”
Posted by: irenejessicakalangi
0 comments:
Post a Comment