Pemuda. Sebuah
kata yang menghantar pikiran kita mengenai semangat yang bergelora, kemauan
yang kuat, keberanian, kekuatan dan masih banyak lagi yang menjadi dinamika
kepemudaan. Setelah mengenyam pendidikan baik formal maupun informal kita
diharapkan mampu memberikan sumbangsih, memberikan perubahan nyata bagi bangsa.
Pemuda dinilai sebagai aspek yang harus senantiasa mengembangkan softskill dalam bermasyarakat. Katanya
penerus bangsa adalah kita, pemuda - pemudi Indonesia. Itu berarti sejak dini,
kita sudah diberi tugas untuk menjadi cikal bakal pemimpin yang nantinya dapat
memimpin negeri ini lebih baik dari generasi sebelumnya.
Faktanya, tak jarang kita lihat
hampir sebagian dari generasi muda ini justru bertindak sebaliknya. Mereka
bersikap apatis dan kurang peduli terhadap bangsanya. Fashion dan life style
adalah contoh kecil ‘aksesoris’ yang menghiasi dunia remaja sekarang. Secara
tidak langsung, apakah kita menyadari zaman ‘modernisasi’ ini telah
meninabobokan mereka yang harusnya memimpin negeri ini? Atau inikah gambaran
pemimpin masa depan? Kalau ditanya tentang pemimpin, yang langsung terlintas di
pikiran kita ialah jejeran pemerintahan eksekutif seperti para presiden ataupun
para menteri dan sebagainya. Namun apakah kita sungguh memahami makna dibalik
kepemimpinan itu sendiri? Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia kepemimpinan berasal dari kata dasar
pimpin, yang berarti menuntun, atau membimbing. Menurut saya kepemimpinan yang
baik harus selalu dimulai dari diri sendiri. Kepemimpinan merupakan sebuah
transformasi internal dalam diri pribadi masing – masing. Bagaimana kita
memimpin orang lain jika kita tidak mampu memimpin diri sendiri? Contoh
sederhana saja, sebagai mahasiswa/i apakah kita mampu memimpin diri kita, agar
tidak bolos pada suatu mata kuliah? Apakah kita mampu memimpin pikiran kita
untuk tidak melakukan hal – hal anrkis, sehingga kita disebut sebagai genarasi
tak berpendidikan? Dalam prakteknya masih banyak yang gagal, masih banyak yang
tak bisa. Padahal skill ini sangat diperlukan bagi kita untuk menaungi
wadah yang lebih besar lagi.
Demokrasi Indonesia kali ini belum
mampu menghasilkan muda – mudi yang berkualitas. Demokrasi ini berhasil jika bisa menghasilkan generasi
yang siap memimpin dengan mentalitas dan ideologi yang kokoh.
Jika saya berpendapat, masalah di negara ini sudah sangat kusut. Kebobrokan
pada segala aspek hidup terjadi. Kondisi
ini tentu memerlukan sosok ‘perubah’, yang kaya semangat perjuangan dan mau
selalu memperbaiki diri. Itulah pemuda, generasi yang diharapkan mampu membawa
perubahan dari hal tkecil namun akumulatif dan menjadi hal besar yang
signifikan. Melalui sebuah visi atau tujuan, pemuda dapat lebih mudah merancang
langkah-langkah apa yang akan ditempuh untuk mencapai suatu perbaikan. Seperti
apa prospek untuk kedepannya. Jika sudah begitu, niscaya kita mampu melangkah
ke tahap selanjutnya. Ini merupakan ‘PR’ kita bersama sebagai pemuda – pemudi
Indonesia.
Kemana bangsa ini akan pergi semua
tergantung di tangan kita. Apakah kita ingin stay dengan kekusutan ini atau move.
Pemuda – pemudi Indonesia sudah saatnya menolak suapan. Pemuda – pemudi
Indonesia sudah saatnya kritis dengan bangsanya sendiri. Pemuda – pemudi
Indonesia sudah saatnya bangun dari keterpurukn ini. Jangan menjadikan bangsa
ini seperti yang dulu lagi. Ingatlah bahwa seyogyanya, seorang pemimpin tidak
akan bisa merubah dunia tanpa dimulai dari dirinya sendiri. Maka dari itu,
marilah kita menjadi pemuda – pemudi yang mampu bertanggung jawab dan setia
terhadap bangsanya.
postedby:irenejessicakalangi
0 comments:
Post a Comment