Friday, September 28, 2012

Pemuda dan Kepemimpinan


           Pemuda. Sebuah kata yang menghantar pikiran kita mengenai semangat yang bergelora, kemauan yang kuat, keberanian, kekuatan dan masih banyak lagi yang menjadi dinamika kepemudaan. Setelah mengenyam pendidikan baik formal maupun informal kita diharapkan mampu memberikan sumbangsih, memberikan perubahan nyata bagi bangsa. Pemuda dinilai sebagai aspek yang harus senantiasa mengembangkan softskill dalam bermasyarakat. Katanya penerus bangsa adalah kita, pemuda - pemudi Indonesia. Itu berarti sejak dini, kita sudah diberi tugas untuk menjadi cikal bakal pemimpin yang nantinya dapat memimpin negeri ini lebih baik dari generasi sebelumnya.
            Faktanya, tak jarang kita lihat hampir sebagian dari generasi muda ini justru bertindak sebaliknya. Mereka bersikap apatis dan kurang peduli terhadap bangsanya. Fashion dan life style adalah contoh kecil ‘aksesoris’ yang menghiasi dunia remaja sekarang. Secara tidak langsung, apakah kita menyadari zaman ‘modernisasi’ ini telah meninabobokan mereka yang harusnya memimpin negeri ini? Atau inikah gambaran pemimpin masa depan? Kalau ditanya tentang pemimpin, yang langsung terlintas di pikiran kita ialah jejeran pemerintahan eksekutif seperti para presiden ataupun para menteri dan sebagainya. Namun apakah kita sungguh memahami makna dibalik kepemimpinan itu sendiri? Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia kepemimpinan berasal dari kata dasar pimpin, yang berarti menuntun, atau membimbing. Menurut saya kepemimpinan yang baik harus selalu dimulai dari diri sendiri. Kepemimpinan merupakan sebuah transformasi internal dalam diri pribadi masing – masing. Bagaimana kita memimpin orang lain jika kita tidak mampu memimpin diri sendiri? Contoh sederhana saja, sebagai mahasiswa/i apakah kita mampu memimpin diri kita, agar tidak bolos pada suatu mata kuliah? Apakah kita mampu memimpin pikiran kita untuk tidak melakukan hal – hal anrkis, sehingga kita disebut sebagai genarasi tak berpendidikan? Dalam prakteknya masih banyak yang gagal, masih banyak yang tak bisa. Padahal skill  ini sangat diperlukan bagi kita untuk menaungi wadah yang lebih besar lagi.
            Demokrasi Indonesia kali ini belum mampu menghasilkan muda – mudi yang berkualitas. Demokrasi ini berhasil jika bisa menghasilkan generasi yang siap memimpin dengan mentalitas dan ideologi yang kokoh. Jika saya berpendapat, masalah di negara ini sudah sangat kusut. Kebobrokan pada segala aspek hidup terjadi. Kondisi ini tentu memerlukan sosok ‘perubah’, yang kaya semangat perjuangan dan mau selalu memperbaiki diri. Itulah pemuda, generasi yang diharapkan mampu membawa perubahan dari hal tkecil namun akumulatif dan menjadi hal besar yang signifikan. Melalui sebuah visi atau tujuan, pemuda dapat lebih mudah merancang langkah-langkah apa yang akan ditempuh untuk mencapai suatu perbaikan. Seperti apa prospek untuk kedepannya. Jika sudah begitu, niscaya kita mampu melangkah ke tahap selanjutnya. Ini merupakan ‘PR’ kita bersama sebagai pemuda – pemudi Indonesia.
            Kemana bangsa ini akan pergi semua tergantung di tangan kita. Apakah kita ingin stay dengan kekusutan ini atau move. Pemuda – pemudi Indonesia sudah saatnya menolak suapan. Pemuda – pemudi Indonesia sudah saatnya kritis dengan bangsanya sendiri. Pemuda – pemudi Indonesia sudah saatnya bangun dari keterpurukn ini. Jangan menjadikan bangsa ini seperti yang dulu lagi. Ingatlah bahwa seyogyanya, seorang pemimpin tidak akan bisa merubah dunia tanpa dimulai dari dirinya sendiri. Maka dari itu, marilah kita menjadi pemuda – pemudi yang mampu bertanggung jawab dan setia terhadap bangsanya.
            postedby:irenejessicakalangi

0 comments:

Post a Comment